Saturday, April 20, 2024
  • Ikuti Kami
  • Posko Jenggala
  • Posko_Jenggala
  • Posko Jenggala
  • Posko_Jenggala

Gempa Yogyakarta 2006

Published : 03-Maret-2015 | 21:53:48

Tanpa dinyana, Yogyakarta dilanda gempa bumi. Bantuan yang tepat sangat dibutuhkan. Posko Jenggala bergerak ke Yogya.


Pada 05.55 WIB, 27 Mei 2006, gempa hebat mengguncang Yogyakarta. Gempa ini ternyata bukan berasal dari letusan Gunung Merapi yang beberapa waktu belakangan saat itu telah menyita perhatian masyarakat karena kemungkinan akan meletus. Guncangan hebat berasal dari gempa tektonik yang episentrumnya berada lebih kurang 25 kilometer dari Yogyakarta, berada di selatan-barat daya lepas pantai selatan Yogyakarta, pada kedalaman 11,3 kilometer.

Dampak gempa 5,9 scala richter  ini meliputi seluruh wilayah selatan Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Klaten. Wilayah pesisir selatan Jawa diberitakan juga terkena dampak gempa, walau tidak terlalu parah. Kabupaten Bantul mengalami kerusakan paling parah. Ratusan ribu rumah dikabarkan hancur. Sebagian lainnya rusak berat. Rumah sakit yang masih berdiri terus didatangi korban yang jumlahnya mencapai ribuan. Menurut Departemen Sosial, korban meninggal dunia mencapai 6.234 jiwa.

Malam harinya, di Jakarta, Andi Sahrandi yang baru pulih dari sakit jantung sedang bertamu bersama Arifin Panigoro pada acara pernikahan anaknya Wimar Witoelar. Lalu, Arifin bilang pada Andi tentang Gempa Yogya dan menawarkan padanya untuk memberi bantuan ke Yogyakarta. Mereka bersepakat Yogya harus dibantu.

Karena mendadak dan malam hari, Arifin dan Andi langsung sibuk mempersiapkan keberangkatan Andi esok pagi ke Yogya. Akhirnya, sahabat Arifin tersebut bisa berangkat lebih dulu sendiri ke Yogyakarta untuk persiapan bantuan yang akan berangkat kemudian.

Setelah keberangkatan Andi Sahrandi, kemudian relawan Posko Jenggala lainnya dari Jakarta segera menyusul ke Yogyakarta. Ada yang berangkat menggunakan mobil, truk, kapal, dan pesawat. Intinya adalah tim logistik dan tim medis yang siap memberi bantuan. Selain relawan dari Jakarta, Posko Jenggala juga mendapat sokongan dari relawan Posko Jenggala setempat. Juga, dari berbagai orang dan lembaga lain yang bertemu di lapangan serta saling membantu di Yogyakarta.

Di Yogya, Posko Jenggala bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah dan Institut Seni Indonesia (ISI) melalui contact person  yang ada. Basecamp Posko Jenggala didirikan di ISI. Posko Jenggala ingin melibatkan kepedulian ini pada orang lain. Posko Jenggala datang ke suatu daerah dan bertemu banyak orang dan lembaga. Dan, akhirnya memiliki banyak sahabat di beberapa tempat, seperti halnya juga di Yogyakarta.

Selain langsung mendirikan rumah sakit darurat, Posko Jenggala juga membersihkan tempat ibadah dan rumah. Tidak semuanya dikerjakan sendiri oleh Posko Jenggala. Seperti di daerah bencana lainnya, Posko Jenggala mengajak masyarakat yang terkena bencana. Bila ada orang-orang lokal yang memiliki potensi, biasanya dilibatkan setelah bertukar pengalaman.

Nah, dengan dasar pertimbangan tersebut, Posko Jenggala juga menyiapkan bantuan berupa seribu kotak peralatan kerja. Hal ini dilakukan setelah melihat kondisi dan karakteristik masyarakat setempat. Di Yogyakarta, batu bata rumah-rumah yang runtuh ternyata masih utuh– karena kebiasaan masyarakat di sana membuat dindingnya dengan kapur, setelah kapurnya runtuh, batanya masih utuh.

Kotak peralatan kerja itu berisi 10 jenis peralatan dan bahan kerja, antara lain: pacul, sekop, kikir, gergaji, semen, martil, hingga rautan kayu. Peralatan kerja ini dibeli posko Jenggala di Klaten yang terkenal dengan produk pertukangannya yang bagus.

Diharapkan, peralatan ini bisa digunakan untuk membersihkan bata yang masih utuh, kemudian membangun rumah yang telah hancur. Bahkan, terdapat satu desa– Desa Manis Lor, Bantul, Yogyakarta– yang terkena bencana, hampir semua profesi penduduknya adalah tukang bangunan, sehingga bantuan tersebut sangat berguna.

Bantuan kotak peralatan tersebut diserahkan melalui istri Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Sebagian lainnya, diserahkan langsung oleh Posko Jenggala kepada korban bencana.

Pada umumnya, korban bencana di Yogyakarta mengerjakan sendiri pembangunan kembali daerahnya, sehingga kotak peralatan tersebut sangat cocok. Para korban maupun yang tidak terkena pada bergotong royong. Bantuan makanan tinggal di-support dan para ibu setempat memasaknya bersama-sama. Diberi kotak peralatan dan bahan-bahan bangunan, mereka mengerjakan sendiri rumahnya. Para relawan tinggal membantu dan mendampingi.

Kegotong-royongan masyarakat di Yogyakarta cukup kental. Di suatu desa yang akan dibersihkan dan dibangun, masyarakat dari desa lain datang membantu. Katakanlah dalam dua hari sudah bersih desa tersebut, kemudian bergerak ke desa lain. Masyarakat desa yang sudah bersih itu juga ikut bergotong-royong di desa lainnya.

Akhirnya, bantuan untuk korban Gempa Yogyakarta dapat terealisasikan dengan baik dan termasuk besar. Di sana dibangun rumah sakit darurat dan sekolah. Kemudian membuat sekolah permanen dan membantu pembangunan rumah penduduk. Harapannya: Yogya bisa bangkit kembali


Waktu Kegiatan


27-Mei-2006 S/D 05-Juni-2006

Lokasi Kegiatan


Berita Terbaru


Selengkapnya

Kontak

GERAKAN KEMANUSIAAN POSKO JENGGALA

Jl. Gunung Indah II No. 50, Cirendeu, Ciputat, Tanggerang Selatan

(021) 7445734

(021) 7445734

info[at]posko-jenggala.org

www.posko-jenggala.org