Saturday, April 20, 2024
  • Ikuti Kami
  • Posko Jenggala
  • Posko_Jenggala
  • Posko Jenggala
  • Posko_Jenggala

Pengalengan Diguncang Gempa

Published : 17-Januari-2015 | 01:45:49

Pengalengan yang dingin diguncang gempa. Perbaikan dan pembangunan rumah serta sarana pendidikan sangat diperlukan secepatnya oleh warga yang menjadi korban.


Gempa bumi berkekuatan 7,3 Skala Richter mengguncang Pengalengan, Jawa Barat pada Rabu 2 September 2009. Menurut Juru Bicara Posko Penanggulangan Bencana Gempa Jawa Barat, Deny Djuanda, korban meninggal dunia mencapai 80 orang. Sedangkan yang mengalami luka-luka sebanyak 1.250 orang. Sementara itu, 47 warga dinyatakan hilang. Gempa juga menyebabkan 5.600 rumah rusak berat dan 4.700 rumah rusak sedang. Sarana dan fasilitas umum, seperti sekolah juga rusak akibat gempa.

Melihat kondisi yang terjadi, maka Posko Jenggala bersama-sama dengan Tim ITB angkatan 89, serta Perhimpunan Mahasiswa Bandung (PMB) berinisiatif memberikan bantuan pembangunan sekolah darurat dan perbaikan fasilitas sekolah. Bantuan tersebut dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gamblok, Desa Sukamanah, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Inisiatif ini dilakukan atas dasar pembicaraan dengan tokoh masyarakat, kepala desa, ketua-ketua RT (Rukun Tetangga) dan RW (Rukun Warga) setempat. Soalnya, diperlukan antisipasi awal kebutuhan yang sangat mendesak bagi para pengungsi korban Gempa Pengalengan terhadap tempat belajar anak-anak warga. Kelas darurat sebagai tempat bersekolah sementara yang aman sangat diperlukan. Pilihan jatuh pada Sekolah Dasar Negeri Gamblok tersebut. Sekolah ini memiliki murid dari kelas satu hingga kelas enam sebanyak 250 orang.

Posko Jenggala berusaha membangun barak sekolah darurat atau semi permanen yang dapat menampung hingga 60 orang untuk satu masa pengajaran. Selain itu, juga memperbaiki satu rumah dinas dan satu toilet yang rusak parah secara permanen.

Berbekal semangat yang tinggi, masyarakat, komite sekolah, kepala sekolah, bersama Posko Jenggala membangun dan memperbaiki sekolah tersebut. Pembangunan ini pun didukung oleh enam orang pekerja bangunan profesional yang biasa melakukan pembangunan rumah.

Selain sekolah, Posko Jenggala juga membantu pembangunan kembali rumah-rumah penduduk. Melihat potensi daerah setempat dan pertimbangan keamanan bangunan karena gempa di kemudian hari, bahan bangunan utama menggunakan bambu.

Kondisi yang terjadi pasca gempa, ratusan rumah berstruktur beton banyak mengalami kerusakan. Dibandingkan dengan struktur beton, rumah bambu bisa bertahan dari gempa. Dan,  rumah bambu bisa bertahan hingga 20 tahun lamanya.

Rumah yang terbuat dari bambu telah terbukti tidak ikut roboh saat gempa terjadi. Salah satu contohnya, menurut Andi Sahrandi, adalah perumahan di Kampung Naga, Garut, Jawa Barat. Seratus persen bangunannya utuh. Soalnya, pada saat gempa, rumah bambu akan ikut bergoyang, sehingga tidak mudah roboh. Tinggal, bagaimana merawat hingga terhindar dari rayap.

Tambahan lagi, pembangunan rumah bambu tidak memakan banyak biaya. Lama waktu pembuatan rumah bambu juga tergolong singkat. Pada realisasi pembangunan di Pengalengan hanya memakan waktuenamhari.
Untuk melakukan perbaikan perumahan bagi korban gempa, Posko Jenggala bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat dalam membangun rumah bambu. Hasilnya, satu pekan setelah Lebaran 2009 pada akhir September, ada enam daerah– khususnya yang paling parah terkena gempa seperti Tasikmalaya dan Pangalengan– rumah dari bambu sudah mulai dibangun.


Waktu Kegiatan


02-September-2009 S/D 00-00-0000

Lokasi Kegiatan


Berita Terbaru


Selengkapnya

Kontak

GERAKAN KEMANUSIAAN POSKO JENGGALA

Jl. Gunung Indah II No. 50, Cirendeu, Ciputat, Tanggerang Selatan

(021) 7445734

(021) 7445734

info[at]posko-jenggala.org

www.posko-jenggala.org